Rabu, 07 September 2011

Awan dan langit




"Tak ada perjumpaan yang kebetulan. Tetapi, bagaimana kita menanggapi perjumpaan-perjumpaan ini menentukan kemampuan kita menerima pesan." [James Redfield - The Celestine Prophecy] .

Beberapa waktu terakhir ini sering sekali tercetus kalimat bahwa waktu semakin cepat, "bar turu wes wayahe turu maneh".. benarkah begitu.. setahu saya waktu dalam sehari tetap 24 jam, 1440 menit dan 86400 detik. Namun yang benar-benar terasa adalah betapa cepatnya ritme pertukaran orang yang datang dan pergi di sekitar saya. Orang-orang yang begitu berarti hari ini bisa saja pergi esok hari dan orang yang bukan siapa-siapa sebelumnya bisa saja akan terasa dekat saat yang akan datang. Perjumpaan ini seperti awan yang tak pernah lama menggantung di langit. Untuk sejenak ia akan tergantung dsana, tapi tidak untuk waktu yang lama. Ia akan pergi terbawa angin ke tempat yang lain yang tak pernah saya duga. Dan esok saat hari berganti yang tergantung adalah awan yang lainnya. Tidak ada yang abadi memang di dunia ... namun kesan dan kenangan akan arti perjalanan hidup dan orang-orang di dalamnya kan terus ada dalam hati yang mengabadikan segalanya dengan satu hal yaitu "Rasa". Takdir membawa saya bertemu banyak orang luar biasa dalam hidup yang mengajarkan betapa harus disyukurinya tiap detik kehidupan. Karena seperti apapun saya saat ini adalah sesuatu yang dihadiahkan dari segala hal yang saya lakukan kemarin tentunya dengan tetap melibatkan kuasa Tuhan di dalamnya. Semoga tak pernah jera menjadi lecutan untuk selalu melakukan yang lebih baik lagi tiap harinya. 

"Takdir adalah rajutan dari benang-benang kejadian ("Wuxia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar